Jakarta — Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta Selatan kian menunjukkan kiprahnya sebagai organisasi perempuan muda Islam yang progresif dan responsif terhadap berbagai isu sosial. Dipimpin oleh Hj. Siti Rohanah, S.Si, Fatayat NU Jaksel menegaskan komitmennya dalam memperkuat kaderisasi dan memperjuangkan hak-hak perempuan serta anak di wilayah ibu kota.
Dalam rangkuman kegiatan terbaru, Hj. Siti Rohanah menuturkan bahwa penguatan kaderisasi menjadi fondasi utama gerakan Fatayat NU Jakarta Selatan. “Kami menyadari tantangan ideologis, keagamaan, dan sosial yang makin kompleks. Karena itu, kader Fatayat harus tangguh secara ideologi sekaligus memiliki keterampilan kontemporer,” ujar Siti Rohanah.
Sebagai langkah nyata, Fatayat NU Jaksel rutin menggelar pelatihan digital dan media. Tujuannya, agar kader mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan aktif menyuarakan nilai-nilai keadilan serta kesetaraan di ruang publik, termasuk media sosial.
Selain isu ideologi, Fatayat NU Jaksel juga menunjukkan kepedulian mendalam pada isu perempuan dan anak, terutama dalam menangani kasus kekerasan seksual dan kesehatan mental. Mereka berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Puskesmas dan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), untuk menyediakan layanan konseling, edukasi, dan perlindungan berkelanjutan.
Di bidang ekonomi, Fatayat NU Jaksel mendorong pemberdayaan perempuan melalui pengembangan koperasi dan pelatihan UMKM. “Kami ingin perempuan mandiri secara ekonomi, sekaligus memperkuat jaringan antaranggota dan masyarakat,” jelasnya.
Salah satu program inovatif Fatayat NU Jaksel yang mencuri perhatian adalah “Fatayat Mengajar”, yang dijalankan di wilayah padat penduduk. Kader Fatayat terjun langsung memberikan pendidikan informal dan literasi kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Tak hanya itu, Fatayat NU Jaksel aktif dalam advokasi kebijakan berbasis gender. Mereka memperjuangkan isu-isu seperti cuti haid, perlindungan buruh perempuan, serta edukasi tentang kekerasan berbasis gender, bekerja sama dengan LSM dan tokoh agama untuk menyuarakan hak-hak perempuan di berbagai forum publik.
Organisasi ini juga tengah melakukan digitalisasi manajemen organisasi, melalui pendataan kader berbasis sistem digital. Langkah ini diambil demi mewujudkan tata kelola yang tertib, efisien, dan transparan menuju profesionalisasi Fatayat NU.
Dalam bidang edukasi, Fatayat NU Jaksel melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah, khususnya kepada remaja putri, dengan materi tentang kesehatan reproduksi, literasi digital, serta hak tubuh. Program ini bertujuan mencetak generasi perempuan muda yang sadar, percaya diri, dan berdaya mengambil keputusan.
Menariknya, Fatayat NU Jaksel juga membentuk **tim respons cepat** untuk menangani kasus darurat seperti kekerasan dalam rumah tangga atau perundungan. Mereka bekerja sama dengan lembaga terkait, demi memastikan penanganan cepat dan tepat di lapangan.
Tak kalah penting, Fatayat NU Jaksel juga tengah **merevitalisasi fungsi masjid**, bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga pusat edukasi, diskusi, dan pemberdayaan ekonomi perempuan. “Kami memaknai ulang masjid sebagai pusat komunitas yang menyeluruh, ramah perempuan, dan penuh keberdayaan,” kata Hj. Siti Rohanah.
Fatayat NU Jakarta Selatan memproyeksikan visi besar ke depan: mencetak **kader perempuan yang aktif secara ideologis, sosial, mandiri secara ekonomi, dan memiliki daya pengaruh nyata di masyarakat**. Target utamanya adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
“Fatayat NU Jaksel siap hadir di setiap lini perjuangan sosial, ekonomi, dan keagamaan demi kemaslahatan umat, khususnya kaum perempuan dan anak-anak,” tutup Hj. Siti Rohanah.